Pages

Minggu, 30 September 2012

SEPUTAR MAKHLUK HALUS


Pada kenyataannya banyak orang yang tertarik menelaah pada dunia mahkluk halus, barang kali mereka mendengar beberapa cerita atau membaca tulisan atau dari buku-buku.

Bagi orang yang telah mencapai ilmu sejati dalam kejawen atau mungkin yang sudah menguasai metafisika, dunia mahkluk halus itu biasa adanya, bukannya omong kosong. Dibawah ini digambarkan informasi dari dunia-dunia mereka versi kejawen,dimana ( lebih dari satu dunia ) paling tidak yang terjadi ditanah Jawa.

Banyak ahli kejawen mempunyai pendapat yang sama bahwasanya di dalam dunia yang satu dan sama ini, sebenarnya dihuni oleh tujuh macam alam kehidupan, termasuk alam yang dihuni oleh manusia.

Di dunia ini memiliki tujuh saluran kehidupan yang ditempati oleh bermacam-macam mahkluk. Mahkluk-mahkluk dari tujuh alam tersebut, pada prinsipnya mereka mengurusi alamnya masing-masing, aktivitas mereka tidak bercampur setiap alam mempunyai urusannya masing-masing. Dari tujuh alam itu hanyalah alamnya manusia yang mempunyai matahari dan penduduknya yang terdiri dari manusia, binatang dan lain-lain mempunyai badan jasmani.
Penduduk dari 6 alam yang lain mereka mempunyai badan dari cahaya (badan Cahya) atau yang secara populer dikenal sebagai mahkluk halus – wong alus – mahkluk yang tidak kelihatan.
Di 6 alam itu tidak ada hari yang terang berderang karena tidak ada matahari. Keadaannya seperti suasana malam yang cerah dibawah sinar bulan dan bintang-bintang yang terang, maka itu tidak ada sinar yang menyilaukan seperti sinar matahari atau bagaskoro (Jawa halus)

Konon Ada 2 macam mahkluk halus :

    Mahkluk halus asli yang memang dilahirkan – diciptakan sebagai mahkluk halus.
    Mahkluk halus yang berasal dari manusia yang telah meninggal. Seperti juga manusia ada yang baik dan jahat, ada yang pintar dan bodoh.

Mahkluk-mahkluk halus yang asli mereka tinggal di dunianya masing-masing, mereka mempunyai masyarakat maka itu ada mahkluk halus yang mempunyai kedudukan tinggi seperti Raja-raja, Ratu-ratu, Menteri-menteri dll, sebaliknya ada yang berpangkat rendah seperti prajurit, pegawai, pekerja dll.
Inilah kenyataannya yang bukan hanya merupakan ilusi atau bayangan semata, alam lain itu antara lain :

1. Merkayangan
Kehidupan di saluran ini hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, kecuali tidak adanya sinar terang seperti matahari.
Dalam dunia merkayangan mereka merokok, rokok yang sama seperti dunia manusia, membayar dengan uang yang sama, memakai macam pakaian yang sama, ada banyak mobil yang jenisnya sama di jalan-jalan, ada banyak pabrik-pabrik persis seperti di dunia manusia. Yang mengherankan adalah, mereka itu memiliki tehnologi yang lebih canggih dari manusia, kota-kotanya lebih modern ada pencakar langt, pesawat-pesawat terbang yang ultra modern dll.
Ada juga hal-hal yang mistis di dunia Merkayangan ini, kadang-kadang bila perlu ada juga manusia yang diundang oleh mereka antara lain untuk: melaksanakan pertunjukkan wayang kulit, menghadiri upacara perkimpoian, bekerja di batik, rokok dan manusia-manusia yang telah melakukan pekerjaan di dunia tersebut, mereka itu dibayar dengan uang yang syah dan berlaku seperti mata uang di dunia ini.

2. Jin-Siluman
Mahkluk halus ini konon suka tinggal didaerah yang ber air seperti di danau-danau, laut, samudera dll, masyarakat siluman diatur seperti masyarakat jaman kuno. Mereka mempunyai Raja, Ratu, Golongan Aristokrat, Pegawai-pegawai Kerajaan, pembantu-pembantu, budak-budak dll. Mereka bisa tinggal di Keraton-keraton, rumah-rumah bangsawan, rumah-rumah yang bergaya kuno dll.
Kalau orang pergi berkunjung ke Solo-Yogyakarta atau jawa Tengah, orang akan mendengar cerita tentang beberapa siluman antara lain: Kanjeng Ratu Kidul – Ratu Laut Selatan, Ratu legendaris, berkuasa dan amat cantik, yang tinggal di istananya di Laut Selatan, dengan pintu gerbangnya Parangkusumo. Parangkusumo ini terkenal sebagai tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul, dalam pertemuan itu, Kanjeng Ratu Kidul berjanji untuk melindungi semua raja dan kerajaan Mataram.
Beliau mempunyai seorang patih wanita yang setia dan sakti yaitu Nyai Roro Kidul, kerajaan laut selatan ini terhampar di Pantai Selatan Pulau Jawa, di beberapa tempat kerajaan ini mempunyai Adipati. Seperti layaknya disebuah negeri kuno di kerajaan laut selatan ini juga ada berbagai upacara, ritual dll dan mereka juga mempunyai angkatan perang yang kuat. Sarpo Bongso-Penguasa Rawa Pening.
Sebuah danau besar yang terletak di dekat kota Ambarawa antara Magelang dan Semarang. Sarpo Bongso ini siluman asli, yang telah tinggal di telaga itu untuk waktu yang lama bersama dengan penduduk golongan siluman. Sedangkan kanjeng Ratu Kidul bukanlah asli siluman, beberapa abad yang lalu beliau adalah seorang Gusti dikerajaan di Jawa, tetapi patihnya Nyai Roro Kidul adalah siluman asli sejak beberapa ribu tahun yang lalu.

3. Kajiman
Mereka hidup dirumah-rumah kuno di dalam masyarakat yang bergaya aristokrat, hampir sama dengan bangsa siluman tetapi mereka itu tinggal di daerah-daerah pegunungan dan tempat-tempat yang berhawa panas. Orang biasanya menyebut merak Jim.

4. Demit
Bangsa ini bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya, rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu, mereka itu seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil.
Disamping masyarakat yang sudah teratur seperti Merkayangan, Siluman, Kajiman, dan Demit masih ada lagi dua menjelaskannya lebih detail, secara singkat kedua masyarakat itu adalah untuk mereka yang jujur, suci dan bijak. Mahkluk halus yang tidak sempurna.
Disamping tujuh macam alam permanen tersebut, ada sebuah saluran yang terjepit, dimana roh-roh dari manusia-manusia yang jahat menderita karena kesalahan yang telah mereka perbuat pada masa lalu, ketika mereka hidup sebagai manusia.
Manusia yang salah itu pasti menerima hukumaan untuk kesalahan yang dilakukannya, hukuman itu bisa dijalani pada waktu dia masih hidup di dunia atau lebih jelek pada waktu sesudah kehidupan (afterlife) diterima oleh orang-orang yang sudah melakukan: fitnah, tidak jujur, prewangan (orang yang menyediakan raganya untuk dijadikan medium oleh mahkluk halus), blackmagic, guna-guna yang membuat orang lain menderita, sakit atau mati dll, pengasihan supaya dikasihi oleh orang lain dengan cara-cara yang tidak wajar, membunuh orang, dll perbuatan yang nista.
Memuja berhala untuk menjadi kaya (pesugihan) yang dimaksud dengan berhala dalam kejawen bukanlah patung-patung batu, tetapi adalah sembilan macam mahkluk halus yang katanya, “suka menolong” manusia supaya menjadi kaya dengan kekayaan meterial yang berlimpah.
Pemujaan terhadap kesembilan mahkluk jahat itu merupakan kesalahan fatal, mereka itu bila dilihat dengan mata biasa kelihatan seperti:

    Jaran Penoreh – kuda yang kepalanya menoleh kebelakang
    Srengara Nyarap – anjing menggigit
    Bulus Jimbung – bulus yang besar
    Kandang Bubrah – kandang yang rusak
    Umbel Molor – ingus yang menetes
    Kutuk Lamur – sebangsa ikan, penglihatannya tidak terang
    Gemak Melung – gemak, semacam burung yang berkicau
    Codot Ngising – kelelawar berak
    Bajul Putih – buaya putih.

Bagi mereka yang telah melakukan kesalahan dengan jalan memuja atau menggunakan “jasa-jasa baik“ berhala diatas, mereka tentu akan mendapat hukuman sesudah “kematiannya“ badan dan jiwa mereka mendapat hukuman persyaratan sangkan paraning dumadi (datang dari suci, di dunia ini hidup suci dan kembali lagi ke suci)
Berbagai macam hukuman sesudah kehidupan
Ini merupakan hukuman yang teramat berat, tidak ada penderitaan yang seberat ini, maka itu setiap orang harus berusaha untuk menghindarinya.

Bagaimana caranya? mudah saja: bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan melakukan perbuatan yang baik dan benar, berkelakuan baik, jujur, suka menolong, jangan menipu, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan menyiksa, jangan melakukan hal-hal yang jelek dan nista.

Ada pepatah Jawa yang bunyinya “Urip iku mung mampir ngombe“ artinya hidup didunia ini hanyalah untuk mampir minum, itu artinya orang hidup didunia ini hanya dalam waktu singkat maka itu berbuatlah yang pantas/”bener”.

RAMALAN JAYABAYA


Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa.

Maharaja Jayabaya adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.

    Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran — Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
    Tanah Jawa kalungan wesi — Pulau Jawa berkalung besi.
    Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang — Perahu berlayar di ruang angkasa.
    Kali ilang kedhunge — Sungai kehilangan lubuk.
    Pasar ilang kumandhang — Pasar kehilangan suara.
    Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak — Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
    Bumi saya suwe saya mengkeret — Bumi semakin lama semakin mengerut.
    Sekilan bumi dipajeki — Sejengkal tanah dikenai pajak.
    Jaran doyan mangan sambel — Kuda suka makan sambal.
    Wong wadon nganggo pakeyan lanang — Orang perempuan berpakaian lelaki.
    Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman— Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
    Akeh janji ora ditetepi — Banyak janji tidak ditepati.
    Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe— Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
    Manungsa padha seneng nyalah— Orang-orang saling lempar kesalahan.
    Ora ngendahake hukum Allah— Tak peduli akan hukum Allah.
    Barang jahat diangkat-angkat— Yang jahat dijunjung-junjung.
    Barang suci dibenci— Yang suci (justru) dibenci.
    Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit— Banyak orang hanya mementingkan uang.
    Lali kamanungsan— Lupa jati kemanusiaan.
    Lali kabecikan— Lupa hikmah kebaikan.
    Lali sanak lali kadang— Lupa sanak lupa saudara.
    Akeh bapa lali anak— Banyak ayah lupa anak.
    Akeh anak wani nglawan ibu— Banyak anak berani melawan ibu.
    Nantang bapa— Menantang ayah.
    Sedulur padha cidra— Saudara dan saudara saling khianat.
    Kulawarga padha curiga— Keluarga saling curiga.
    Kanca dadi mungsuh — Kawan menjadi lawan.
    Akeh manungsa lali asale — Banyak orang lupa asal-usul.
    Ukuman Ratu ora adil — Hukuman Raja tidak adil
    Akeh pangkat sing jahat lan ganjil— Banyak pejabat jahat dan ganjil
    Akeh kelakuan sing ganjil — Banyak ulah-tabiat ganjil
    Wong apik-apik padha kapencil — Orang yang baik justru tersisih.
    Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin — Banyak orang kerja halal justru malu.
    Luwih utama ngapusi — Lebih mengutamakan menipu.
    Wegah nyambut gawe — Malas menunaikan kerja.
    Kepingin urip mewah — Inginnya hidup mewah.
    Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka — Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
    Wong bener thenger-thenger — Si benar termangu-mangu.
    Wong salah bungah — Si salah gembira ria.
    Wong apik ditampik-tampik— Si baik ditolak ditampik.
    Wong jahat munggah pangkat— Si jahat naik pangkat.
    Wong agung kasinggung— Yang mulia dilecehkan
    Wong ala kapuja— Yang jahat dipuji-puji.
    Wong wadon ilang kawirangane— perempuan hilang malu.
    Wong lanang ilang kaprawirane— Laki-laki hilang perwira/kejantanan
    Akeh wong lanang ora duwe bojo— Banyak laki-laki tak mau beristri.
    Akeh wong wadon ora setya marang bojone— Banyak perempuan ingkar pada suami.
    Akeh ibu padha ngedol anake— Banyak ibu menjual anak.
    Akeh wong wadon ngedol awake— Banyak perempuan menjual diri.
    Akeh wong ijol bebojo— Banyak orang tukar pasangan.
    Wong wadon nunggang jaran— Perempuan menunggang kuda.
    Wong lanang linggih plangki— Laki-laki naik tandu.
    Randha seuang loro— Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
    Prawan seaga lima— Lima perawan lima picis.
    Dhudha pincang laku sembilan uang— Duda pincang laku sembilan uang.
    Akeh wong ngedol ngelmu— Banyak orang berdagang ilmu.
    Akeh wong ngaku-aku— Banyak orang mengaku diri.
    Njabane putih njerone dhadhu— Di luar putih di dalam jingga.
    Ngakune suci, nanging sucine palsu— Mengaku suci, tapi palsu belaka.
    Akeh bujuk akeh lojo— Banyak tipu banyak muslihat.
    Akeh udan salah mangsa— Banyak hujan salah musim.
    Akeh prawan tuwa— Banyak perawan tua.
    Akeh randha nglairake anak— Banyak janda melahirkan bayi.
    Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne— Banyak anak lahir mencari bapaknya.
    Agama akeh sing nantang— Agama banyak ditentang.
    Prikamanungsan saya ilang— Perikemanusiaan semakin hilang.
    Omah suci dibenci— Rumah suci dijauhi.
    Omah ala saya dipuja— Rumah maksiat makin dipuja.
    Wong wadon lacur ing ngendi-endi— Di mana-mana perempuan lacur
    Akeh laknat— Banyak kutukan
    Akeh pengkianat— Banyak pengkhianat.
    Anak mangan bapak—Anak makan bapak.
    Sedulur mangan sedulur—Saudara makan saudara.
    Kanca dadi mungsuh—Kawan menjadi lawan.
    Guru disatru—Guru dimusuhi.
    Tangga padha curiga—Tetangga saling curiga.
    Kana-kene saya angkara murka — Angkara murka semakin menjadi-jadi.
    Sing weruh kebubuhan—Barangsiapa tahu terkena beban.
    Sing ora weruh ketutuh—Sedang yang tak tahu disalahkan.
    Besuk yen ana peperangan—Kelak jika terjadi perang.
    Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor—Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
    Akeh wong becik saya sengsara— Banyak orang baik makin sengsara.
    Wong jahat saya seneng— Sedang yang jahat makin bahagia.
    Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul— Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
    Wong salah dianggep bener—Orang salah dipandang benar.
    Pengkhianat nikmat—Pengkhianat nikmat.
    Durjana saya sempurna— Durjana semakin sempurna.
    Wong jahat munggah pangkat— Orang jahat naik pangkat.
    Wong lugu kebelenggu— Orang yang lugu dibelenggu.
    Wong mulya dikunjara— Orang yang mulia dipenjara.
    Sing curang garang— Yang curang berkuasa.
    Sing jujur kojur— Yang jujur sengsara.
    Pedagang akeh sing keplarang— Pedagang banyak yang tenggelam.
    Wong main akeh sing ndadi—Penjudi banyak merajalela.
    Akeh barang haram—Banyak barang haram.
    Akeh anak haram—Banyak anak haram.
    Wong wadon nglamar wong lanang—Perempuan melamar laki-laki.
    Wong lanang ngasorake drajate dhewe—Laki-laki memperhina derajat sendiri.
    Akeh barang-barang mlebu luang—Banyak barang terbuang-buang.
    Akeh wong kaliren lan wuda—Banyak orang lapar dan telanjang.
    Wong tuku ngglenik sing dodol—Pembeli membujuk penjual.
    Sing dodol akal okol—Si penjual bermain siasat.
    Wong golek pangan kaya gabah diinteri—Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
    Sing kebat kliwat—Siapa tangkas lepas.
    Sing telah sambat—Siapa terlanjur menggerutu.
    Sing gedhe kesasar—Si besar tersasar.
    Sing cilik kepleset—Si kecil terpeleset.
    Sing anggak ketunggak—Si congkak terbentur.
    Sing wedi mati—Si takut mati.
    Sing nekat mbrekat—Si nekat mendapat berkat.
    Sing jerih ketindhih—Si hati kecil tertindih
    Sing ngawur makmur—Yang ngawur makmur
    Sing ngati-ati ngrintih—Yang berhati-hati merintih.
    Sing ngedan keduman—Yang main gila menerima bagian.
    Sing waras nggagas—Yang sehat pikiran berpikir.
    Wong tani ditaleni—Si tani diikat.
    Wong dora ura-ura—Si bohong menyanyi-nyanyi
    Ratu ora netepi janji, musna panguwasane—Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
    Bupati dadi rakyat—Pegawai tinggi menjadi rakyat.
    Wong cilik dadi priyayi—Rakyat kecil jadi priyayi.
    Sing mendele dadi gedhe—Yang curang jadi besar.
    Sing jujur kojur—Yang jujur celaka.
    Akeh omah ing ndhuwur jaran—Banyak rumah di punggung kuda.
    Wong mangan wong—Orang makan sesamanya.
    Anak lali bapak—Anak lupa bapa.
    Wong tuwa lali tuwane—Orang tua lupa ketuaan mereka.
    Pedagang adol barang saya laris—Jualan pedagang semakin laris.
    Bandhane saya ludhes—Namun harta mereka makin habis.
    Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan—Banyak orang mati lapar di samping makanan.
    Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara—Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
    Sing edan bisa dandan—Yang gila bisa bersolek.
    Sing bengkong bisa nggalang gedhong—Si bengkok membangun mahligai.
    Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil—Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
    Ana peperangan ing njero—Terjadi perang di dalam.
    Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham—Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
    Durjana saya ngambra-ambra—Kejahatan makin merajalela.
    Penjahat saya tambah—Penjahat makin banyak.
    Wong apik saya sengsara—Yang baik makin sengsara.
    Akeh wong mati jalaran saka peperangan—Banyak orang mati karena perang.
    Kebingungan lan kobongan—Karena bingung dan kebakaran.
    Wong bener saya thenger-thenger—Si benar makin tertegun.
    Wong salah saya bungah-bungah—Si salah makin sorak sorai.
    Akeh bandha musna ora karuan lungane—Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe Banyak harta hilang entah ke mana, Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
    Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram—Banyak barang haram, banyak anak haram.
    Bejane sing lali, bejane sing eling—Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
    Nanging sauntung-untunge sing lali—Tapi betapapun beruntung si lupa.
    Isih untung sing waspada—Masih lebih beruntung si waspada.
    Angkara murka saya ndadi—Angkara murka semakin menjadi.
    Kana-kene saya bingung—Di sana-sini makin bingung.
    Pedagang akeh alangane—Pedagang banyak rintangan.
    Akeh buruh nantang juragan—Banyak buruh melawan majikan.
    Juragan dadi umpan—Majikan menjadi umpan.
    Sing suwarane seru oleh pengaruh—Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
    Wong pinter diingar-ingar—Si pandai direcoki.
    Wong ala diuja—Si jahat dimanjakan.
    Wong ngerti mangan ati—Orang yang mengerti makan hati.
    Bandha dadi memala—Hartabenda menjadi penyakit
    Pangkat dadi pemikat—Pangkat menjadi pemukau.
    Sing sawenang-wenang rumangsa menang — Yang sewenang-wenang merasa menang
    Sing ngalah rumangsa kabeh salah—Yang mengalah merasa serba salah.
    Ana Bupati saka wong sing asor imane—Ada raja berasal orang beriman rendah.
    Patihe kepala judhi—Maha menterinya benggol judi
    Wong sing atine suci dibenci—Yang berhati suci dibenci
    Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat—Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
    Pemerasan saya ndadra—Pemerasan merajalela.
    Maling lungguh wetenge mblenduk — Pencuri duduk berperut gendut.
    Pitik angrem saduwure pikulan—Ayam mengeram di atas pikulan.
    Maling wani nantang sing duwe omah—Pencuri menantang si empunya rumah.
    Begal pada ndhugal—Penyamun semakin kurang ajar.
    Rampok padha keplok-keplok—Perampok semua bersorak-sorai.
    Wong momong mitenah sing diemong—Si pengasuh memfitnah yang diasuh
    Wong jaga nyolong sing dijaga—Si penjaga mencuri yang dijaga.
    Wong njamin njaluk dijamin—Si penjamin minta dijamin.
    Akeh wong mendem donga—Banyak orang mabuk doa.
    Kana-kene rebutan unggul—Di mana-mana berebut menang.
    Angkara murka ngombro-ombro—Angkara murka menjadi-jadi.
    Agama ditantang—Agama ditantang.
    Akeh wong angkara murka—Banyak orang angkara murka.
    Nggedhekake duraka—Membesar-besarkan durhaka.
    Ukum agama dilanggar—Hukum agama dilanggar.
    Prikamanungsan di-iles-iles—Perikemanusiaan diinjak-injak.
    Kasusilan ditinggal—Tata susila diabaikan
    Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi—Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
    Wong cilik akeh sing kepencil—Rakyat kecil banyak tersingkir.
    Amarga dadi korbane si jahat sing jajil—Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
    Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit—Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
    Lan duwe prajurit—Dan punya prajurit.
    Negarane ambane saprawolon—Lebar negeri seperdelapan dunia.
    Tukang mangan suap saya ndadra—Pemakan suap semakin merajalela.
    Wong jahat ditampa—Orang jahat diterima.
    Wong suci dibenci—Orang suci dibenci.
    Timah dianggep perak—Timah dianggap perak.
    Emas diarani tembaga—Emas dibilang tembaga
    Dandang dikandakake kuntul—Gagak disebut bangau.
    Wong dosa sentosa—Orang berdosa sentosa.
    Wong cilik disalahake—Rakyat jelata dipersalahkan.
    Wong nganggur kesungkur—Si penganggur tersungkur.
    Wong sregep krungkep—Si tekun terjerembab.
    Wong nyengit kesengit—Orang busuk hati dibenci.
    Buruh mangluh—Buruh menangis.
    Wong sugih krasa wedi—Orang kaya ketakutan.
    Wong wedi dadi priyayi—Orang takut jadi priyayi.
    Senenge wong jahat—Berbahagialah si jahat.
    Susahe wong cilik—Bersusahlah rakyat kecil.
    Akeh wong dakwa dinakwa—Banyak orang saling tuduh.
    Tindake manungsa saya kuciwa—Ulah manusia semakin tercela.
    Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi—Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
    Wong Jawa kari separo—Orang Jawa tinggal separo.
    Landa-Cina kari sejodho — Belanda-Cina tinggal sepasang.
    Akeh wong ijir, akeh wong cethil—Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
    Sing eman ora keduman—Si hemat tidak mendapat bagian.
    Sing keduman ora eman—Yang mendapat bagian tidak berhemat.
    Akeh wong mbambung—Banyak orang berulah dungu.
    Akeh wong limbung—Banyak orang limbung.
    Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka—Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.

TANDA - TANDA KIAMAT MENURUT ISLAM


Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”.

Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”.

H.R Muslimi

Keterangan:
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:

    Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
    Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
    Dabbah-Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.
    Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
    Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
    Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
    Gempa bumi di Timur.. Bisa jadi ini mengacu kepada gempa di China, Tsunami di Aceh.
    Gempa bumi di Barat. Bisa jadi ini akan terjadi di daerah Mexico, Argentina, Brazilia dan negara-negara Amerika Latin
    Gempa bumi di Semenanjung Arab.. Kemungkinan kasus longsor di Mesir sebagai pembukanya.
    Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman. (Apa ini bahaya Nuklir?)

Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

TUHAN TIDAK ADA


Seorang pelanggan tiba di barber shop untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Tak lama kemudian, si tukang cukur pun mulai memotong rambut pelanggannya. Tanpa maksud apapun, mulailah keduanya terlibat dalam suatu topik pembicaraan yang menghangatkan … !

Mereka membicarakan banyak hal yang gak karuan … entah kenapa … tiba-tiba topik pembicaraan itu beralih membicarakan tentang eksistensi Tuhan.

Tukang cukur berkata: “Saya tidak percaya kalau Tuhan itu ada.”

Pelanggan: “Kenapa kamu berkata begitu?!”, timpal si pelanggan yang kaget!

Tukang Cukur: “Begini … coba Anda perhatikan di depan sana, dijalanan … “, tukang cukur itu tiba-tiba terdiam. Seolah-olah dia sedang berpikir untuk menjelaskan dari mana dia harus memulai pembicaraannya sehingga bisa membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Pelanggan: “Coba yakinkanlah diriku kalau Tuhan itu memang tidak ada.” Katanya.

Tukang Cukur: “jika Tuhan itu ada, adakah orang yang sakit? Akan adakah anak-anak yang terlantar? Jika Tuhan ada, maka otomatis tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan. Sungguh … saya tak bisa membayangkan bagaimana Tuhan Yang Maha Penyayang itu akan membiarkan semua hal ini terjadi.” Demikianlah argumen-argumen pedas yang dilontarkan tukang cukur kepada si pelanggan.

Pelanggan itupun diam sejenak dan kata-kata itu benar-benar memiliki makna yang dalam baginya, apalagi tukang cukur itu sedang memegang pisau cukur yang tajam dan bersiap-siap untuk mencukur brewok yang tumbuh lebat di sekitar lehernya. Demi menjaga konsentrasi tukang cukur, akhirnya pelanggan itu memutuskan untuk diam dan tidak meresponnya. Lagipula, tak ada pelanggan waras yang ingin membuat seorang tukang cukur skeptis marah dalam posisi seperti itu kan … ?

Walhasil pelanggan itu memutuskan untuk tidak berdebat dengannya.
Sejurus kemudian, tukang cukur itu akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dengan senyuman dan pelanggan itupun pergi meninggalkan barber shop tersebut.

Akan tetapi, tak seberapa jauh setelah dia meninggalkan tempat itu … tiba-tiba pelanggan tadi melihat seseorang di jalanan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, dekil dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu benar-benar terlihat kotor dan tidak terawat. Setelah menyaksikan orang tersebut, si pelanggan segera memutuskan untuk kembali ke barber shop tempat dia menyukur rambutnya.

Setibanya di sana, dia langsung berkata kepada si tukang cukur,

Pelanggan: “Kamu tahu gak? Sebenarnya TUKANG CUKUR itu tidak ada!” katanya.

Tukang cukur itu sangat kaget dan merasa terhina. Tukang cukur itu tidak terima ucapan si pelanggan, sementara dia sedang mencukur rambut pelanggan lain. Sembari sewaot, tukang cukur itu berkata,

Tukang Cukur: “Apa kamu bilang? Kamu pikir saya tidak tahu cara mencukur yaa?! Kenapa kamu bisa bilang begitu? Ini barber shop saya, dan saya selalu ada di sini, dan saya adalah seorang tukang cukur. Bahkan bukankah saya baru mencukur rambutmu?!” Demikian kata si tukang cukur yang kesal dengan perkataan pelanggan tadi.

Pelanggan: “Tidak! Tukang cukur itu tidak ada. Sebab jika tukang cukur itu ada, maka tidak akan ada orang yang rambutnya panjang, dekil dan brewok yang tak terurus seperti orang yang saya lihat di luar sana …”

Tukang cukur: “Ah tidak! Itu jelas bukan alasan! Karena faktanya, tukang cukur itu tetap ada!” Sanggahnya. Lalu tukang cukur itu menambahkan lagi, “Apa yang kamu lihat itu adalah disebabkan kesalahan mereka sendiri … Kenapa mereka tidak datang saja ke saya” Jawab tukang cukur itu seraya membela diri.

Pelanggan: “Cocok!” kata si pelanggan menyetujui perkataan si tukang cukur. Lalu pelanggan tadi menambahkan: “Itulah poin utamanya! Sama saja kasusnya dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA! Tapi apa yang terjadi …? Manusia-lah yang tidak mau datang kepadaNya, dan tidak mau mencariNya. Oleh karena itu banyak manusia yang sakit dan tertimpa berbagai kesusahan di dunia ini.karena mereka sendirilah yang tidak mencari Tuhan..”

MUSLIM, APA BOLEH MEMBACA ALKITAB


Banyak Muslim menyangka bahwa menjadi seorang Muslim cukup hanya dengan mengimani al-Qur’an. Yaa, ini memang benar! Tapi bukan berarti seorang Muslim harus meremehkan kitab-kitab samawi sebelum al-Qur’an, terutama Alkitab Yahudi dan Kristen. Beberapa kali al-Qur’an menyebut Alkitab sebagai kitab-kitab umat terdahulu dan banyak pembelajaran di dalamnya. Bahkan al-Qur’an banyak sekali menyebutkan tentang nubuat dan kedudukan Nabi Muhammad saw di sana.

Sejak kecil di Indonesia, kita selalu dididik untuk hanya menghargai al-Qur’an saja, meski itupun hanya sebatas penghargaan secara lisan tanpa berupaya mengambil pelajaran yang ada di dalamnya.

Ketika Al-Qur’an menyatakan bahwa salah satu syarat pelengkap bagi seorang Muslim itu adalah mengimani Alkitab terdahulu, maka secara rasional kita bisa mengetahui bahwa hal itu mustahil dilakukan, kecuali bila kita mengetahuinya. Intinya, mustahil kita mengimani sesautu sebelum kita mengetahui apa yang mesti kita imani tersebut.

Nah, bagaimanakah seorang Muslim bisa mengimani Alkitab, apabila mereka tidak pernah mengetahui apa yang dibicarakan di dalamnya?

Dalam kesempatan ini, saya ingin menyajikan sejarah ringkas Alkitab yang ditulis oleh saudara kita dari penganut agama Nasrani sebagai bentuk penghargaan kepada kitab-kitab tersebut.

Semoga artikel yang ringkas ini bisa menggugah kesadaran iman kita agar selain tekun mempelajari al-Qur’an, namun kita juga bisa menyempatkan diri untuk mempelajari Alkitab Yahudi dan Nasrani.