Kecerdasanmu akan mengantarmu untuk segera bertaubat, tapi hawa nafsumu berdiri menghalangi jalanmu. Keduanya akan selalu bertarung memperebutkan jiwamu. Bila engkau membekali dirimu dengan pasukan tekad, niscaya musuhmu lari menjauhimu.
“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?” Q.S Qaaf : 30
Maka pujilah Tuhanmu, wahai hamba-hamba Allah, karena ia telah memanjangkan usia kita sehingga dapat mengetahui kalimat yang sarat dengan hikmah ini, kita tidak dapat membayangkan bila saja Allah mencabut nyawa kita saat ini. Bagaimanakah kita akan sanggup menengadahkan wajah kita di hadapan Allah, kalimat apa yang layak kita ucapkan, dan amal unggulan apa yang dapat kita banggakan di hadapan-Nya ?
Wahai kalian yang tertipu dengan gemerlap dunia, bangkit, dan sadarlah
Segala yang kau butuhkan telah berlalu bersama dengan kafilah yang membawanya
Bila engkau telah berbuat dosa, bangkitlah dan mintalah ampun
Kepada yang Maha Mulia yang menerima taubat setiap hamba-Nya
Bangkitlah kepada Tuhanmu yang Maha Agung dengan penuh harap
Yang senantiasa mengampuni dosa hamba-Nya di malam hari yang ia lakukan pada siang hari.
(Cat.kaki : Min Washaya Rr-Rasul, Daar Al-‘Itisham)
Saudaraku-saudaraku tercinta.. pernahkah kita melakukan taubat nasuha kepada Allah ? Alangkah indahnya bila seorang di antara kita bersimpuh di hadapan Allah sebagai hamba yang bertaubat dan menyesali segala perbuatannya itu. Menundukkan kepala sembari menengadahkan tangannya, memohon kepada Allah dengan penuh harap dan cemas, air matanya mengalir basahi pipinya seraya berkata:
Wahai Tuhanku, adakah selain kelembutan-Mu sebagai tempatku bersandar
Yang Semoga di depan pintunya tidak terusir
Wahai Tuhanku, curahkan taubat-Mu untukku sebagai Utang bagiku,
Dan kemuliaan wajah-Mu sebagai saksinya
Engkaulah yang Maha Tahu keadaan setiap hamba-Mu, bahwa dia sungguh
Berada dalam belenggu dosa yang teramat berat baginya meninggalkannya
Engkaulah yang menjawab setiap permohonan yang datang pada-Mu
Engkaulah yang menolong setiap orang yang meminta pertolongan
Dari laut manakah kami dapat meneguk airnya selain lautan milik-Mu
Masihkah ada pintu selain pintu-Mu sebagai tempat yang kami tuju
(Cat.kaki Tahdzib Mau’izhatul Mu’minin)
Kita harus memaklumatkan pertaubatan kita yang ikhlas kepada Allah yang Maha Mulia. Bersegeralah kalian, wahai saudaraku, jangan berpasrah diri.. cepatlah! Dan jangan ketinggalan!
Alangkah sia-sianya ia yang menghilangkan malam dan hari-harinya
Alangkah menyesalnya ia yang tergelincir dari jalan-Nya dengan keburukan dosa-dosanya
Alangkah meruginya ia yang menjadikan jual belinya adalah dosa
Alangkah menyesalnya ia yang tidak bertaubat kepada yang Maha Tahu terhadap alam ghaib
Bagaimanakah keadaannya kelak pada saat orang-orang jujur itu berlomba memasuki syurga?
Dan ketika ia terusir, sementara orang-orang mukhlis itu mendekati-Nya
Betapa besarnya kerugian di hari keabadian itu,
Penyesalan dan kesedihan tak terputus pada hari perpisahan itu, bangkitlah kalian, semoga rahmat Allah tercurah untuk kita semua.
Apabila engkau diseru oleh seseorang maka dengarlah!
(Cat.kaki Al-mau’izhatul Hasanah, Ibnul Jauzi)
Wahai saudaraku : cobalah renungkan mereka yang sedang melalui perjalanannya, dimanakah kelak mereka akan menepi? Ingatlah tatkala mereka diinterogasi dan ditanya! Ketahuilah bahwa saat kalian diusir, maka mereka pun terusir, alangkah rindunya bia saja mereka diterima setelah kehidupan mereka itu berakhir:
Aku tanyakan negeri itu agar ia katakan padaku
Tentang penghuninya, apakah yang telah mereka lakukan ?
Ia katakan padaku : mereka telah menetap berhari-hari disini, namun mereka telah pergi
Aku katakan : dimanakah mereka dapat kutemukan ? Dan tempat tinggal apakah yang mereka diami ?
Ia berkata : mereka kini dalam kuburnya, dan telah memperoleh dari Allah atas apa yang mereka lakukan dahulu
Demi Allah, mereka adalah kaum yang tertipu oleh angan-angan
Hingga kematian itu datang merenggutnya dengan cepat
Mereka terbiasa menunda amalan, dan tinggallah bersama hari-harinya
Dengan hanya berbicara tanpa pembuktian
Dalam lembar catatan mereka hanya tertulis perbuatan buruk dan dosa semata
Mereka tak dapat menyalahkan siapapun
Bagi mereka tempat kembali, dan tak ada tipu daya
Hanya penyesalan dalam kubur mereka
Tak berguna segala apa yang mereka peroleh dahulu
(Cat.kaki Al-Mudhisy, Ibnul Jauzi)
Yahya bin Mu’adz berkata : “Yang menghalangi seseorang dari bertaubat ialah, panjangnya angan-angan. Adapun tanda-tanda orang yang bertaubat ialah: mengucurkan air mata, senang ber-khalwat, dan memuhasabah diri saat ditimpa kesedihan.” (Dzammul Hawa, Ibnul Jauzi)
“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Dia menjawab: “Masih adakah tambahan?” Q.S Qaaf : 30
Maka pujilah Tuhanmu, wahai hamba-hamba Allah, karena ia telah memanjangkan usia kita sehingga dapat mengetahui kalimat yang sarat dengan hikmah ini, kita tidak dapat membayangkan bila saja Allah mencabut nyawa kita saat ini. Bagaimanakah kita akan sanggup menengadahkan wajah kita di hadapan Allah, kalimat apa yang layak kita ucapkan, dan amal unggulan apa yang dapat kita banggakan di hadapan-Nya ?
Wahai kalian yang tertipu dengan gemerlap dunia, bangkit, dan sadarlah
Segala yang kau butuhkan telah berlalu bersama dengan kafilah yang membawanya
Bila engkau telah berbuat dosa, bangkitlah dan mintalah ampun
Kepada yang Maha Mulia yang menerima taubat setiap hamba-Nya
Bangkitlah kepada Tuhanmu yang Maha Agung dengan penuh harap
Yang senantiasa mengampuni dosa hamba-Nya di malam hari yang ia lakukan pada siang hari.
(Cat.kaki : Min Washaya Rr-Rasul, Daar Al-‘Itisham)
Saudaraku-saudaraku tercinta.. pernahkah kita melakukan taubat nasuha kepada Allah ? Alangkah indahnya bila seorang di antara kita bersimpuh di hadapan Allah sebagai hamba yang bertaubat dan menyesali segala perbuatannya itu. Menundukkan kepala sembari menengadahkan tangannya, memohon kepada Allah dengan penuh harap dan cemas, air matanya mengalir basahi pipinya seraya berkata:
Wahai Tuhanku, adakah selain kelembutan-Mu sebagai tempatku bersandar
Yang Semoga di depan pintunya tidak terusir
Wahai Tuhanku, curahkan taubat-Mu untukku sebagai Utang bagiku,
Dan kemuliaan wajah-Mu sebagai saksinya
Engkaulah yang Maha Tahu keadaan setiap hamba-Mu, bahwa dia sungguh
Berada dalam belenggu dosa yang teramat berat baginya meninggalkannya
Engkaulah yang menjawab setiap permohonan yang datang pada-Mu
Engkaulah yang menolong setiap orang yang meminta pertolongan
Dari laut manakah kami dapat meneguk airnya selain lautan milik-Mu
Masihkah ada pintu selain pintu-Mu sebagai tempat yang kami tuju
(Cat.kaki Tahdzib Mau’izhatul Mu’minin)
Kita harus memaklumatkan pertaubatan kita yang ikhlas kepada Allah yang Maha Mulia. Bersegeralah kalian, wahai saudaraku, jangan berpasrah diri.. cepatlah! Dan jangan ketinggalan!
Alangkah sia-sianya ia yang menghilangkan malam dan hari-harinya
Alangkah menyesalnya ia yang tergelincir dari jalan-Nya dengan keburukan dosa-dosanya
Alangkah meruginya ia yang menjadikan jual belinya adalah dosa
Alangkah menyesalnya ia yang tidak bertaubat kepada yang Maha Tahu terhadap alam ghaib
Bagaimanakah keadaannya kelak pada saat orang-orang jujur itu berlomba memasuki syurga?
Dan ketika ia terusir, sementara orang-orang mukhlis itu mendekati-Nya
Betapa besarnya kerugian di hari keabadian itu,
Penyesalan dan kesedihan tak terputus pada hari perpisahan itu, bangkitlah kalian, semoga rahmat Allah tercurah untuk kita semua.
Apabila engkau diseru oleh seseorang maka dengarlah!
(Cat.kaki Al-mau’izhatul Hasanah, Ibnul Jauzi)
Wahai saudaraku : cobalah renungkan mereka yang sedang melalui perjalanannya, dimanakah kelak mereka akan menepi? Ingatlah tatkala mereka diinterogasi dan ditanya! Ketahuilah bahwa saat kalian diusir, maka mereka pun terusir, alangkah rindunya bia saja mereka diterima setelah kehidupan mereka itu berakhir:
Aku tanyakan negeri itu agar ia katakan padaku
Tentang penghuninya, apakah yang telah mereka lakukan ?
Ia katakan padaku : mereka telah menetap berhari-hari disini, namun mereka telah pergi
Aku katakan : dimanakah mereka dapat kutemukan ? Dan tempat tinggal apakah yang mereka diami ?
Ia berkata : mereka kini dalam kuburnya, dan telah memperoleh dari Allah atas apa yang mereka lakukan dahulu
Demi Allah, mereka adalah kaum yang tertipu oleh angan-angan
Hingga kematian itu datang merenggutnya dengan cepat
Mereka terbiasa menunda amalan, dan tinggallah bersama hari-harinya
Dengan hanya berbicara tanpa pembuktian
Dalam lembar catatan mereka hanya tertulis perbuatan buruk dan dosa semata
Mereka tak dapat menyalahkan siapapun
Bagi mereka tempat kembali, dan tak ada tipu daya
Hanya penyesalan dalam kubur mereka
Tak berguna segala apa yang mereka peroleh dahulu
(Cat.kaki Al-Mudhisy, Ibnul Jauzi)
Yahya bin Mu’adz berkata : “Yang menghalangi seseorang dari bertaubat ialah, panjangnya angan-angan. Adapun tanda-tanda orang yang bertaubat ialah: mengucurkan air mata, senang ber-khalwat, dan memuhasabah diri saat ditimpa kesedihan.” (Dzammul Hawa, Ibnul Jauzi)
0 komentar:
Posting Komentar