Sahabatku, banyak manusia yang berlomba-lomba dalam hal yang bersifat materi demi kelangsungan hidup yang lebih baik. Selain itu mereka mengharapkan tentang taraf hidupnya yang jauh dari kata miskin. Akan tetapi apakah dengan harta yang berlimpah dalam kehidupan seseorang serta merta membuat hati mereka juga kaya? Tentu tidak, harta yang melimpah belum tentu membuat hati seseorang ikut menjadi kaya. Menurut Imam Ghozali, seorang manusia dapat dikatakan kaya apabila hatinya lah yang kaya. Lantas bagaimana rupa dari hati yang kaya itu? Hati yang kaya adalah hati seorang manusia yang merasa cukup dan bersyukur atas segala nikmat Allah. Dengan demikian, apabila seseorang yang hatinya masih menginginkan sesuatu yang lebih dari nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya maka ia tergolong kepada orang-orang yang miskin.
Seorang yang kaya raya dalam hal materi belum tentu dapat dikatakan kaya apabila hatinya miskin. Seorang yang miskin adalah seseorang yang belum memiliki sesuatu yang diinginkannya. Sebagai contoh apabila seseorang yang telah memiliki harta yang berlimpah, ia memiliki 3 mobil di dalam garasi rumahnya. Akan tetapi hatinya mengatakan bahwa ia masih ingin memiliki mobil keluaran terbaru sebanyak 2 buah lagi dan hal tersebut belum dapat terpenuhi, maka ia tergolong dalam orang miskin dikarenakan hatinya yang tidak kaya. Sebaliknya orang yang tergolong miskin secara materi belum tentu dapat dikatakan miskin apabila ia memiliki hati yang kaya. Apabila ia merasa cukup dan bersyukur atas segala nikmat pemberian Allah kepadanya, maka senantiasa hatinya akan menjadi kaya. Dan itulah kekayaan yang hakiki.
Harta hanyalah sebuah metode pengukuran tingkat hidup secara tradisional dan kuno. Dikatakan kuno atau terbelakang hanya dikarenakan harta hanyalah berguna untuk hal-hal yang bersifat duniawi. Sedangkan metode ukur yang jauh lebih maju dan modern adalah HATI. Hati senantiasa menemani seorang hamba Allah yang taat dari dunia hingga akhirat. Rasulullah mengatakan bahwa ada segumpal daging dalam diri manusia yang apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan segumpal daging itu adalah hati. Maka dari itu, hendaknya seorang hamba yang ingin mendapatkan ridho dari Allah selalu menjaga hatinya untuk bersifat qanaah. Ia akan selalu merasa berkecukupan dalam segala aspek. Ia tidak akan banyak menuntut dikarenakan hatinya telah merasa cukup atas nikmat Allah yang amat sangat melimpah ruah atas diriniya. Bukankah satu nikmat nafas jauh lebih berharga dari segenggam permata yang paling indah?
Apabila kita ingin menjadi orang yang kaya dihadapan Allah, isi dan penuhi hati kita dengan sifat qanaah dan jalani hidup ini senantiasa dengan beristiqomah kepada Allah SWT.
Semoga dengan menempuh jalan yang lurus kita akan mencapai ridho Allah.
Seorang yang kaya raya dalam hal materi belum tentu dapat dikatakan kaya apabila hatinya miskin. Seorang yang miskin adalah seseorang yang belum memiliki sesuatu yang diinginkannya. Sebagai contoh apabila seseorang yang telah memiliki harta yang berlimpah, ia memiliki 3 mobil di dalam garasi rumahnya. Akan tetapi hatinya mengatakan bahwa ia masih ingin memiliki mobil keluaran terbaru sebanyak 2 buah lagi dan hal tersebut belum dapat terpenuhi, maka ia tergolong dalam orang miskin dikarenakan hatinya yang tidak kaya. Sebaliknya orang yang tergolong miskin secara materi belum tentu dapat dikatakan miskin apabila ia memiliki hati yang kaya. Apabila ia merasa cukup dan bersyukur atas segala nikmat pemberian Allah kepadanya, maka senantiasa hatinya akan menjadi kaya. Dan itulah kekayaan yang hakiki.
Harta hanyalah sebuah metode pengukuran tingkat hidup secara tradisional dan kuno. Dikatakan kuno atau terbelakang hanya dikarenakan harta hanyalah berguna untuk hal-hal yang bersifat duniawi. Sedangkan metode ukur yang jauh lebih maju dan modern adalah HATI. Hati senantiasa menemani seorang hamba Allah yang taat dari dunia hingga akhirat. Rasulullah mengatakan bahwa ada segumpal daging dalam diri manusia yang apabila ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan segumpal daging itu adalah hati. Maka dari itu, hendaknya seorang hamba yang ingin mendapatkan ridho dari Allah selalu menjaga hatinya untuk bersifat qanaah. Ia akan selalu merasa berkecukupan dalam segala aspek. Ia tidak akan banyak menuntut dikarenakan hatinya telah merasa cukup atas nikmat Allah yang amat sangat melimpah ruah atas diriniya. Bukankah satu nikmat nafas jauh lebih berharga dari segenggam permata yang paling indah?
Apabila kita ingin menjadi orang yang kaya dihadapan Allah, isi dan penuhi hati kita dengan sifat qanaah dan jalani hidup ini senantiasa dengan beristiqomah kepada Allah SWT.
Semoga dengan menempuh jalan yang lurus kita akan mencapai ridho Allah.
0 komentar:
Posting Komentar